Sabtu, 27 Agustus 2011

24 Hal Tentang Jogja

Satu.

Pengendara sepeda motor lebih berkuasa daripada pengendara mobil, I’m the king of the road! Hehe…

Dua.

Penjual makanan enak yang berlimpah ruah, tentu dengan harga yang sesuai dengan kantong mahasiswa. Bahkan kadang bisa ngutang, ini yang paling penting.

Tiga.

Teknologi fotocopy dan warnet menjamur lebih parah daripada wartel. Fotocopy bagus buat kesehatan kantong, soalnya gak perlu beli buku. Sedangkan warnet bagus buat kesehatan mata. Maksudnya? Baca berita aktual tanpa beli koran lah! Dasar ngeres…

Empat.

Cocok untuk sun bathing alias berjemur, karena mataharinya yang sangat menyengat di siang hari. Makanya kulitku berwarna coklat yang sangat bagus sekali *du du du*

Lima.

Banyak pekerjaan paruh waktu yang bisa dilakuin, mulai dibelakang layar sampai di depan layar.

Enam.

Kota yang berasa seperti kecamatan, everybody knows everybody, terasa aneh tapi terkadang menjadi menyenangkan, hehe…

Tujuh.

Gak perlu dandan heboh dan bersepatu kalo jalan-jalan ke mal. Cukup dengan kaos dan sandal jepit saja. Coba kalo hang out di Jakarta, doh repot!

Delapan.

Kemana-mana deket. Tinggal berguling kayaknya dah nyampe deh ke tempat tujuan. Misal: Masuk kuliah jam 7? Berangkat aja jam 7 kurang 5, hehe…

Sembilan.

Status pelajar dan mahasiswa banyak untungnya. Ikut ini, diskon. Beli itu, diskon. Naik bis, diskon. Nonton pelem, gak diskon! Enak aja semuanya diskon.

Sepuluh.

Banyak radio anak muda yang bagus. Bahkan ada yang on air 24 jam yang bisa buat nemenin belajar. Di kota lain? Dengerin aja RRI…

Sebelas.

Seminar dan eksibisi gratis dimana-mana. Kalo pengen dapet note book, pulpen dan kalo beruntung, snack gratis, rajin-rajinlah membaca jadwal kegiatan yang ada. Lumayan kan buat nambah-nambah koleksi.

Duabelas.

Hanya di Jogja, satu propinsi ada gunung, ada pantai, ada kraton, ada candi, ada Taman Pintar (eh ada yang udah kesana?), ada Malioboro, dan yang paling penting, ada aku. *kedip-kedip*

Tigabelas.

DVD dan VCD pelem, mp 3, dan program komputer (tentunya bajakan) gak perlu beli, ngapain repot-repot. Tinggal pinjem, ninggal KTM, beres deh.

Empatbelas.

Kalo lapar di tengah malam, cukup berkunjung ke warung angkring a.k.a nasi kucing atau burjo yang bertebaran di mana-mana. Tidak perlu malu, karena semua ras dan strata sosial tumplek blek makan disitu.

Limabelas.

Indonesia mini, kita bisa belajar budaya dan aneka bahasa dengan teman-teman yang sedang belajar di Jogja. Kapan lagi kita bisa tahu aneka bahasa jorok dari berbagai daerah? Hihi…

Enambelas.

Toko buku murah bertebaran, mulai dari jual buku bajakan, sampe buku asli yang didiskon besar-besaran. Untuk pecinta buku, welcome to heaven. Suatu hari, toko buku Gramedia akan menjadi sejarah di kota ini.

Tujuhbelas.

Gak punya duit buat makan Fried Chicken waralaba seperti KFC dan teman-temannya? Jangan khawatir, karena tersedia Kentuku FC, Jogja FC, Jakarta-Jakarta FC, dan masih banyak lagi di kota ini. Rasanya? Hanya Tuhan yang tahu. Yang penting kenyang.

Delapanbelas.

Pengen makanan cepat santap dengan uang minimalis? Beli kebab dan burger di kios-kios kecil di pinggir jalan. Berhenti sebentar, pesan, pergi deh.

Sembilanbelas.

Pengen tampil modis dan bergaya ala artis ibukota? Gak perlu jauh-jauh ke departement store, butik-butik dan distro itu sudah menghantui orang Jogja di setiap sudut. Berapa lapis? Ratusan!

Duapuluh.

Buat kamu yang males nyuci baju sendiri, dateng aja ke laundry service yang harganya cukup murah dan bersih mewangi. Dan tentu saja ketika orang rumah bertanya, “nyuci dimana nih, kok bersih banget?” dan jawabannya sudah pasti, “sendiri dong!”

Duapuluhsatu.

Tempat jualan voucher pulsa bertebaran dimana-mana, jadi gak repot kalo mau isi ulang. Semua promo provider di Jogja di jamin laku, walau hanya sesaat, hihi… Maklum anak kos cari yang murah-murah doang *peace!*

Duapuluhdua.

Hanya di Jogja terjadi, minum teh hangat, pasti gak pernah dikasih sedotan, kenapa gitu? Mentang-mentang lebih murah… Diskriminasi peminum teh hangat!

Duapuluhtiga.

Pengen foto-foto keren tapi gak mau keluar uang banyak? Nah dateng aja ke box foto yang ada di mal atau studio foto digital yang cukup murah di berbagai tempat di Jogja. Cepat pula jadinya.

Duapuluhempat.

Cukup mudah kalo mau cari tempat buat nongkrong. Bisa cuma sekedar nongkrong di pinggir jalan beramai-ramai dengan teman, sampai kongkow di beberapa kedai kopi yang mulai bermunculan. Nah kalo males bengong dan pengen ngadem, bawa aja satu buku, terus masuk salah satu kedai kopi, pesen satu minuman, nongkrong deh disana mpe mabok, gak bakal ada yang ngusir! Hihi…

Duapuluhlima.

Terakhir, tentu saja karena hanya disini orang-orang tak dikenal tak pernah sungkan untuk menyapa dengan ramah dan sekedar bertanya, “apa kabarmu?.”

Sungguh, aku cinta kota ini. Yogyakarta . (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar